Jumat, 22 Oktober 2010

sejarah berdirinya negara palestine & israel

Sejarah berdirinya negara palestina

Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar mereka dapat memasuki Palestina.

Pertama, pada tahun 1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada sultan Abdul Hamid, untuk mendapatkan ijin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab sultan dengan ucapan “Pemerintan Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diijinkan menetap di Palestina”, mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Kedua, Theodor Hertzl, penulis Der Judenstaat (Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896 memberanikan diri menemuai sultan Abdul Hamid sambil meminta ijin mendirikan gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya imperium Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri”.

Melihat keteguhan sultan, mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan khilafah Ustmaniyyah.

Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya sultan pada tahu 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan atas jamaah peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal disana lebih dari tiga bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada tahun 1901 sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah. Diantara risywah yang disodorkan Hertzl kepada sultan adalah :

1. 150 juta poundsterling Inggris khusus untuk sultan.
2. Membayar semua hutang pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.
3. Membangun kapal induk untuk menjaga pemerintah, dengan biaya 120 juta Frank
4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga.
5. Membangun Universitas Ustmaniyyah di Palestina.

Semuanya ditolak sultan, bahkan sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan “Nasehati mr. Hertzl agar dia tidak terlalu serius menanggapi masalah ini. Sesungguhnya saya tidak sanggup melepaskan kendati hanya satu jengkal tanah itu, Palestina, sebab bukan milik pribadiku. Tapi milik rakyat, rakyatku sudah berjuang memperolehnya sehingga mereka siram dengan darah. Silahkan Yahudi itu menyimpan kekayaan mereka yang milyaran itu. Bila pemerintahanku sudah tercabik-cabik, saat itu mereka baru bisa menduduki Palestina dengan gratis. Adapun jika saya masih hidup, maka tubuhku terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari pemerintahanku. Kasus ini tidak boleh terjadi. Karena saya tidak kuasa melihat tubuhku diotopsi sedang nadiku masih berdenyut”.

Berbagai cara kotor dilancarkan Yahudi untuk menghancurkan dunia [Salah Satu Agama Di Indonesia]. Mereka mulai dengan menghancurkan Khilafah Utsmaniyah agar dapat menduduki Palestina. Mereka melakukan lobi denan Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika.

1. Pada tanggal 1 mei 1776, tokoh Yahudi Nathan Bernbaum, mendirikan Zionisme Internasional, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika dideklarasikan.
2. Yahuda Kalai (1798 – 1878), tokoh yang lain mempertegas perlunya negara Yahudi di Palestina.
3. Izvi Hirsch (1795 – 1874), membuat studi agar diaspora Yahudi bisa mendirikan negara di Palestina.
4. Theodore Herzl (1860 – 1904) membuat buku der Yudentaat (negara Yahudi) pada tahun 1896.
5. 1897, Konferensi Basel , Swiss yang disponsori oleh Hertzl, merumuskan penghancuran Bani Ustmaniyah.
6. 1907, meningkatnya aktivitas Freemasonry untuk menjatuhkan Sultan Abdul Hamid dari kursi khilafah.
7. 1917, perjanjian Balfour untuk memberikan Palestina sebagai tanah air bagi Yahudi
8. 1927, meningkatnya pembangunan rumah dan gedung milik Yahudi di Palestina atas bantuan Inggris.
9. 1937, Yahudi di Palestina mulai membangun kekuatan terorisme bersenjata. Kemudian mereka mendapat bantuan senjata dan latihan militer dari sekutu ketika terlibat dalam PD II
10. Nopember 1947, dikeluarkanlah resolusi PBB tentang pembagian tanah Palestina anatara penduduk Palestina dengan Yahudi pendatang itu. Kemudian menyusul pembubaran Ikhwanul Muslimin dan pembunuhan terhadap Hasan al Banna yang banyak berperan membela Palestina.
11. 1956, Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel setelah gerakan [Salah Satu Agama Di Indonesia] di kawasan Arab dipukul.
12. 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Yahudi, demikian juga dataran Tinggi golan dan Sinai. Terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan [Salah Satu Agama Di Indonesia] dan hukuman gantung terhadap Sayyid Quthb.
13. 1977, serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori Anwar Sadat.
14. 1988, surat rahasia Yasser Arafat untuk mengakui eksistensi Israel, berjanji hidup damai dengan Yahudi dan akan menumpas segala aktivitas rakyat Palestina yang melawan Israel.
15. 1993 Perjanjian Gaza Ariha mengenai pemerintahan sendiri interim bagi bangsa Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel.
16. 1994 Kesepakatan yang memberikan otonomi pertama kepada Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
17. 1995 Kesepakatan perluasan otonomi Palestina ke sebagian besar Tepi Barat.
18. 1996 Pemilu pertama bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi Presiden
19. 1997 Kesepakatan perluasan otonomi Hebron dan Tepi Barat.
20. 1998 Kesepakatan transfer 13 persen wilayah Tepi Barat dari Israel ke Palestina dengan imbalan jaminan keamanan.
21. 1999 Kesepakatan Wye River II, di Mesir.
22. 2000 Pertama kali Paus ke Yerusalem dan membela perlunya tanah air bagi Palestina.
23. 2001 Ariel Sharon menggantikan Ehud Barak
24. 2002 Israel membunuh pemimpin brigade al Aqsho, Raed el-Karmi.

Sejarah berdirinya negara Israel

Berdirinya negara Palestina didorong oleh keinginan untuk menyatukan penduduk Palestina yang terdiri dari beraneka ragam etnis. Pengumuman berdirinya negara ini dilakukan oleh Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat yang kemudian menjadi Presiden Palestina, dari pusat pemerintahan di pengasingan, di Aljiria, Aljazair. Dari segi hukum interansional, eksistensi negara ini rapuh karena selain tidak diakui sebagian negara anggota Dewan Keamanan PBB, juga akibat wilayah geografi yang masih belum begitu jelas.
Sebaliknya, lembaga internasional turut memberi dukungan kepada Palestina. Sekretaris Jenderal PBB mengundang Yasser Arafat untuk menyampaikan pidatonya dalam sidang di New York pada Desember 1988. Namun Pemerintah Amerika Serikat menolak memberikan visa masuk kepada Arafat, sehingga tempat sidang pun di pindahkan ke Jenewa. Dalam pidatonya, Arafat menegaskan bahwa PLO ingin menjalin kontak langsung dengan Amerika. Namun karena lobi Yahudi Amerika yang kuat, Palestina gagal memperoleh pengakuan dari Amerika.

-->> melalui Perjuangan Intifadah

Terdorong keinginan untuk memperoleh wilayah kediaman yang tetap, sejak tahun 1987, orang Palestina melakukan Intifadah, yaitu gerakan yang memperlihatkan sikap bermusuhan secara terang-terangan terhadap Pemerintahan Israel dalam berbagai bentuk seperti: melempar tentara Israel dengan batu, melempar dengan bom molotov, boikot atas berbagai produk Israel, tidak membayar pajak maupun cukai, pengunduran diri secara massal para pegawai Arab yang ditunjuk oleh Pemerintah Israel, dan pemogokan periodik. Gerakan Intifadah ini mendapat dukungan luas terutama dari Pemerintah negara di Timur Tengah.

Sejarah Peperangan antara kedua belah pihak (Negara Isral dan Palestina)

Berikut ini merupakan sejarah tentang konflik israel dan palestina. Sampai sekarang kekejaman mereka (Israel) masih terjadi sampai saat ini. untuk itu, mari kita telusuri sejarah nya…….

Hingga 1949
Deklarasi Balfour 1917

2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.
Revolusi Arab 1936-1939.

Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.
Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa

Mandat Britania atas Palestina
Rencana Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
Deklarasi Pembentukan Negara Israel, 14 Mei 1948.

Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel.
Perang Arab-Israel 1948
Persetujuan Gencatan Senjata 1949


3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.
Exodus bangsa Palestina


1949-1967
Perang Suez 1956
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964. Tujuannya menghancurkan Israel.
Perang Enam Hari 1967
Resolusi Khartoum
Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir
Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan

1967-1993
Perjanjian Nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel.
1970 War of Attrition
Perang Yom Kippur 1973
Kesepakatan Damai Mesir-Israel di Camp David 1978
Perang Lebanon 1982
Perang Teluk 1990/1
Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993

13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa “memerintah” di kedua wilayah itu. Arafat “mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai”.
28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.
Intifada pertama

1993-sekarang
Kerusuhan terowongan Al-Aqsa

September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.
18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.
Perjanjian Wye River Oktober 1998 berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.
19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai perdana menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.
Intifada al-Aqsa


Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat [Salah Satu Agama Di Indonesia]. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.
KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel
Maret-April 2002 Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.
Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.
9 Januari 2005 Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004
Peta menuju perdamaian
Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.
Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.
Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.
Januari-Juli 2008 Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk.
November 2008 Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.
Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar